Zakat Fitrah
Boleh dengan Beras atau Uang
Mengeluarkan zakat fitrah adalah kewajiban setiap Muslimin, tidak terkecuali bayi yang baru lahir. Bentuknya bisa makanan pokok masyarakat setempat seperti beras, atau uang yang setara nilainya.
Bagi Muslimin yang akan mengeluarkan zakat fitrah, tidak perlu ragu-ragu apakah berzakat dengan uang atau harus dengan beras. Kedua-duanya dibolehkan, yang penting berzakat.
Kepala Seksi Dana, Zakat, Infak, Sedekah Badan Pengelola Masjid Raya (BPMR) Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Drs H Mawardi Tony mengatakan, pihaknya menerima dan menyalurkan zakat maal (harta) dan zakat fitrah.
"Badan amil zakat maal dan zakat fitrah Masjid Raya Sabilal Muhtadin menerimakan dan menyalurkan. Prioritasnya diserahkan pada fakir miskin, meski tidak menutup kemungkinan asnab (golong) yang lain seperti ibnu sabil atau orang yang terlantar," kata Mawardi Tony.
Khusus zakat fitrah, lanjutnya, selain beras bisa dengan nilai uang. Ukurannya untuk satu jiwa satu sha' sama dengan tiga liter satu Mug (3 1/3 liter) atau 2,5 Kg beras.
"Itu ukuran minimal, bagus lagi kalau lebih misal 5 Kg atau sekarung beras. Kelebihannya itu termasuk infak atau sedekah. Sayang, umumnya zakat fitrah pas sesuai standar, padahal boleh saja lebih," kata Mawardi Tony.
Selain takaran, maka jenis berasnya juga menyesuaikan dengan yang biasa dimakan sehari-hari. Seperti halnya ukuran, maka jenisnya pun kapan perlu yang lebih baik dari yang biasa dikunsumsi. Misal biasanya makan beras Unus, untuk fitrah serahkan beras Pandan Wangi atau Rojo Lele.
"Kami ingatkan juga, agar yang ingin berzakat dengan beras membawa beras sendiri dari rumah. Sebab amil tidak menyediakan beras untuk zakat," tegasnya.
Karena itu, pihaknya juga menerima zakat fitrah dengan uang. Soal nilainya, disesuaikan dengan jenis beras yang dikonsumsi sehari-hari. Dan ketentuan berapa harga atau nilai tiap jenis beras, didasarkan ketentuan dari Kantor Departemen Agama (Kandepag) kabupaten/kota.
"Bila Muslimin Banjarmasin yang menyerahkan zakat fitrah dengan uang ke Sabilal atau amil lain di Kota Banjarmasin, patokan nilainya ya Kandepag Kota Banjarmasin," imbuhnya.
Penyaluran zakat Badan Amil Masjid Sabilal pada malam hari raya, usai salat Maghrib. Berdasar pengalaman tahun-tahun lalu, sebelum Maghrib sekitar 5000-an fakir miskin sudah berduyun-duyun mendatangi masjid untuk beroleh zakat. Amil baru menuntaskan pekerjaannya, membagi zakat, sekitar pukul 22.00 Wita.
"Beras atau uang yang mereka terima, banyaknya tergantung zakat fitrah yang masuk. Tetapi tahun ini, minimal nilainya Rp10 ribu per orang, termasuk anak-anak," kata Mawardi Tony.
Pakai Gerobak
Kaum Masjid Hasanuddin Majedie, H Aliansyah Zainal mengatakan, amil zakat masjid tempatnya bertugas juga menerima zakat fitrah berupa beras atau uang.
"Kita tidak menggunakan yang menukari (membeli) beras amil dan setelah itu dizakatkan. Kalau mau zakat dengan beras, ya bawa sendiri. Bila tidak, ya pakai uang saja dan tidak perlu membeli beras amil," kata Aliansyah Zainal.
Untuk pembagian, sebagian diserahkan pada fakir miskin yang datang ke masjid, sebagian besar lagi diantar ke rumah-rumah tetangga masjid yang tidak mampu. Mereka ini, sebelumnya telah di data.
"Kami mengantarnya pakai gerobak, baru selesai sekitar pukul 01.00-02.00 malam. Selain mendapat beras, mereka juga dapat uang untuk membeli lauknya," beber kakek berusia hampir 70 tahun ini.
--------------------------------------------
Afdhol Pakai Beras
Tujuan zakat fitrah selain menggembirakan dan memberi makan fakir miskin di hari raya, juga membersihkan jiwa orang yang berpuasa dari hal-hal yang mengurangi nilai puasa.
Karena hal itu, menurut Mansyukra SSos, lebih afdhol bila zakat fitrah dalam bentuk makanan pokok warga setempat atau beras umumnya makanan orang Indonesia.
"Saya sekeluarga selalu pakai beras, tidak pernah uang. Karena bila mau memasak, langsung ada berasnya dan mereka tidak perlu membeli lagi," kata Mansyukra yang juga pengurus BAZ Prov Kalsel. Senada, Badariah juga merasa lebih baik bila berzakat fitrah dengan beras langsung.
"Iya, selain kebiasaan juga rasanya lebih afdhol kalau dengan beras," imbuh Badariah.
No comments:
Post a Comment