11 June 2008

Di Balik Nama Berakhiran Huruf Hidup

Orang yang namanya berakhiran huruf hidup atau vokal, dipercaya hidupnya bakal sukses dan menjadi orang besar. Benarkah?
Ahmad Zain, begitulah nama yang diberikan orangtuanya kepada pegawai sebuah perusahaan swasta di Banjarmasin ini. Perjalanan karir yang kurang menggembirakan, membuatnya bertanya-tanya. Salah satunya, baru dua bulan diangkat sebagai kepala bagian, tiba-tiba dia digeser oleh orang baru.
Hal ini membawanya berkonsultasi pada seorang ulama. Lalu apa kata sang ulama? "Namamu kurang bagus, harus diganti jadi Muhammad Zaini."
Saran tersebut diterimanya. Tasmiyah dan potong kambing pun dilaksanakan. Sejak itu, meski di administrasi kantor tidak mencantumkan nama baru, yang berakhiran huruf hidup, karirnya membaik. Kewajiban berhaji pun dapat dilaksanakannya.
Demikian pula bila menilik penamaan produk kendaraan bermotor, terutama dari Jepang. Yamaha, Honda, Kawasaki, Suzuki, semuanya berakhiran huruf hidup. Produk dari negeri sakura ini di pasar lebih laku dibanding Jialing, Bajaj, yang notabene berakhiran huruf mati.
Diakui ulama Banjarmasin KH Waini Hambali, memberi nama anak tidak boleh sembarangan atau asal-asalan. Seorang anak berhak memperoleh nama yang baik. Hal itu merupakan salah satu kewajiban orangtua, selain mendidiknya beragama dan memberi nafkah dari yang halal.
"Salah memberi nama, bisa berakibat fatal. Mungkin tidak panjang umur, suka mengamuk, menghabiskan harta orangtua, atau sifat jelek lainnya," kata Waini Hambali.
Dibeberkannya, berdasar ulama fikih dari mazhab Syafii, Imam Nawawi, hukumnya ada lima memberi nama anak yaitu haram, wajib, sunat, makruh, dan mustahaf atau dianjurkan sekali.
"Namun tidak berarti nama harus berakhiran huruf hidup, meski nama anak-anak saya semua seperti itu. Saya pernah memberi nama orang Nurul Mahmudah artinya cahaya yang terpuji," cerita bapak dari Zainal Ilmi Ar Ridha, Umi Jihan Bahesti, dan Ummul Hani ini.
Dia menganjurkan, bagi Muslimin yang tidak tahu apa nama yang bagus bagi buah hatinya sebaiknya bertanya pada ulama. "Jangan nama anak dicomot dari majalah atau tv, atau asal sama dengan tokoh yang dikagumi," tegasnya.

No comments: